Kamis, 23 Juli 2020

Teks Hikayat Materi Bahasa Indonesia Kelas X

TEKS HIKAYAT


A. Pengertian Hikayat

        Cerita rakyat memiliki banyak, salah satunya adalah hikayat. Hikayat merupakan cerita melayu klasik yang menonjolkan unsur penceritaan berciri kemustahilan dan kesaktian tokoh-tokohnya. Hikayat termasuk juga dalam cerita ulang imajinatif (imaginative recount). Cerita ulang imajinatif (imaginative recount), yakni teks yang mengisahkan peristiwa-peristiwa yang bersifat khayalan, namun sering kali peristiwa itu dianggap ada atau benar-benar terjadi. Karena bersifat melegenda, kisah itu terus diceritakan kembali secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Teks yang termasuk jenis ini adalah dongeng, legenda, dan cerita-cerita rakyat lainnya.

B. Fungsi Hikayat 

        Hikayat termasuk cerita rakyat yang perlu dilestarikan. Cerita rakyat merupakan titipan budaya dari nenek moyang kepada generasi penerus bangsa. Cerita rakyat penting dilestarikan dan dikembangkan. Setidaknya, ada tiga fungsi cerita rakyat yang mengharuskan kita tetap melestarikannya, yaitu:
  1. sebagai sarana hiburan; 
  2. sebagai sarana pendidikan karena di dalamnya terkandung banyak nilai yang dapat diteladani dalam kehidupan; 
  3. sebagai sarana menunjukkan dan melestarikan budaya bangsa karena dari cerita rakyat dapat dikokohkan nilai sosial dan budaya suatu bangsa.

C. Karakteristik Hikayat

        Hikayat merupakan sebuah teks narasi yang berbeda dengan narasi lain. Adapun karakteristik hikayat antara lain: 
  1. terdapat kemustahilan dalam cerita,
  2. kesaktian tokoh-tokohnya, 
  3. anonim, 
  4. istana sentris, 
  5. menggunakan alur berbingkai.
        Agar lebih memahami apa itu hikayat, alangkah baikmya kita simak video hikayat berjudul "Hikayat Indera Bagsawan".

D. Nilai-Nilai dalam Hikayat 

        Hikayat banyak mengandung nilai kehidupan. Nilai-nilai kehidupan tersebut dapat berupa nilai religi (agama), moral, budaya, sosial, edukasi (pendidikan), dan estetika (keindahan).

E. Mengidentifikasi Karakteristik Bahasa Hikayat

        Hikayat disajikan dengan menggunakan bahasa Melayu Klasik. Di antara ciri bahasa yang dominan dalam hikayat adalah banyak menggunakan konjungsi hampir pada setiap awal kalimat. Selain banyak menggunakan konjungsi, hikayat menggunakan kata-kata arkais. Hikayat merupakan karya sastra klasik. Artinya, usia hikayat jauh lebih tua dibandingkan usia Negara Indonesia. Meskipun bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia (berasal dari bahasa Melayu), tidak semua kata dalam hikayat kita jumpai dalam bahasa Indonesia sekarang. Kata-kata yang sudah jarang digunakan atau bahkan sudah asing tersebut disebut sebagai kata-kata arkais.

F. Membandingkan Bahasa dalam Cerpen dan Hikayat

        Hikayat dan cerpen sama-sama merupakan teks narasi fiksi. Keduanya mempunyai unsur intrik yang sama yaitu tema, tokoh dan penokohan, sudut pandang, seting, gaya bahasa, dan alur. 
        Kaidah bahasa yang dominan dalam cerpen adalah penggunaan gaya bahasa (majas) dan penggunaan konjungsi yang menyatakan urutan waktu dan urutan kejadian. Hikayat juga banyak menggunakan gaya bahasa untuk memperindah cerita yang disampaikan. 

1. Majas 

        Penggunaan majas dalam cerpen dan hikayat berfungsi untuk membuat cerita lebih menarik dibandingkan menggunakan bahasa yang bermakna lugas. Ada berbagai jenis majas yang digunakan baik dalam cerpen dan hikayat. Di antara majas yang sering digunakan dalam cerpen maupun hikayat adalah majas antonomasia, metafora, hiperbola dan majas perbandingan. 
        Meskipun sama-sama menggunakan gaya bahasa, tetapi gaya bahasa yang digunakan dalam hikayat berbeda penyajiannya dengan gaya bahasa dalam cerpen. Perhatikan penggunaan majas antonomasia dalam penggalan hikayat berikut ini.

"Si Miskin laki-bini dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing itu berjalan mencari rezeki berkeliling di negeri antah berantah di bawah pemerintahan Maharaja Indera Dewa."

        Si Miskin dalam kutipan hikayat di atas merupakan contoh majas antonomasia yaitu majas yang menyebut seseorang berdasarkan ciri atau sifatnya yang menonjol. Bandingkan dengan penggunaan majas antonomasia dalam penggalan novel Putri Tidur dan Pesawat Terbang karya Gabriel Garcia Marquez berikut ini.

"Ia menulis nomor kursi di boarding pass-ku dan mengembalikannya bersama dokumen-dokumen, lalu memandangku untuk kali pertama dengan matanya yang berwarna anggur, sebuah hiburan sampai aku bias melihat Si Cantik lagi."

2. Konjungsi

        Baik cerpen maupun hikayat merupakan teks narasi yang banyak menceritakan urutan peristiwa atau kejadian. Untuk menceritakan urutan peristiwa atau alur tersebut, keduanya menggunakan konjungsi yang menyatakan urutan waktu dan kejadian.

0 komentar:

Posting Komentar