Blog Bahasa Indonesia
Berbagi informasi dan ilmu tentang materi bahasa Indonesia.
Pecinta Bahasa dan Sastra Indonesia
Pecinta bahasa dan sastra Indonesia dapat belajar bersama dalam mengupas tuntas materi bahasa Indonesia tingkat SMA.
Cinta Indonesia
Gunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar di dalam ruang lingkup kehidupan.
Kamis, 28 September 2023
Jumat, 06 Januari 2023
Akses Laporan Kehadiran Kelas XII-MIA 5 Semester Genap
Akses Laporan Kehadiran Kelas XII-MIA 5 Semester Genap
Tahun Pelajaran 2022/2023

Kamis, 21 Juli 2022
Akses Laporan Kehadiran Kelas XII-MIA 5 Semester Ganjil
Akses Laporan Kehadiran Kelas XII-MIA 5 Semester Ganjil
Tahun Pelajaran 2022/2023

Sekolah merupakan ekosistem yang sangat dinamis dalam memberikan pendidikan. Sudah selayaknya sekolah menjadi wadah bagi pendidik untuk menuntun kodrat alam dan kodrat zaman peserta didik agar dapat menikmati kebahagiaan seutuhnya. Begitul pula dengan peserta didik yang selalu semangat dan berjuang dalam belajar, berlatih dan berbagi kasih melalui kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di rumah. Pelajar yang baik adalah peserta didik yang tidak lelah dan semangat setiap harinya datang ke sekolah yang diiringi dengan doa-doa orang terkasih. Oleh sebab itu, pada kesempatan kali ini, saya selaku wali kelas XII-MIA 5 memberikan akses kepada orang tua dan kita semuanya untuk selalu mendampingi dan memantau kehadiran anak-anak kita pada kelas XII-MIA 5 pada link berikut ini
Minggu, 24 April 2022
3.1.a.9. Koneksi Antarmateri - Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
3.1.a.9 Koneksi Antarmateri - Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best)
Bob Talbert
- Bagaimana pandangan Ki Hadjar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?
- Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
- Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
- Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
- Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
- Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.
- Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?
- Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
- Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?
- Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?
- Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
- Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
- Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
- Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini
- Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
- Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini
- Pengujian benar atau salah yang meliputi uji legal, uji regulasi/standar profesi, uji intuisi, uji halaman depan koran, dan uji panutan/idola
- Pengujian paradigma benar lawan benar
- Melakukan prinsip resolusi
- Investigasi opsi trilema
- Buat keputusan
- Lihat lagi keputusan dan refleksikan
Selasa, 22 Februari 2022
2.1.a.9. Koneksi Antar Materi - Modul 2.1
2.1.a.9. Koneksi Antar Materi - Modul 2.1
- Apakah saya mengubah pemikiran saya sebagai akibat dari apa telah saya pelajari?
- Bagaimana perubahan pemikiran tersebut berkontribusi terhadap pemahaman saya tentang implementasi pembelajaran berdiferensiasi?
- Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana hal ini dapat dilakukan di kelas.
- Jelaskan bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal. Jelaskan pula bagaimana Anda melihat kaitan antara materi dalam modul ini dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak.
- Tuangkah kesimpulan yang Anda buat tersebut dengan menggunakan cara atau media yang dapat Anda pilih sendiri. Anda dapat memilih menulis artikel, membuat infografik, vlogging (video blogging), dsb.
- Unggahlah hasil kerja Anda pada kegiatan ini.
- Jika Anda menulis artikel, salinlah artikel yang telah dibuat ke kolom Text online yang telah disediakan.
- Jika Anda membuat infografik, silakan unggah infografik di kolom File submission.
- Jika Anda membuat vlogging, silakan unggah rekaman vlogging ke google drive Anda, kemudian salinlah tautan rekaman Anda di google drive ke kolom Text online yang telah disediakan. Jangan lupa untuk memastikan bahwa tautan google drive Anda sudah diset Shared/Dibagikan.
A. Pembelajaran Berdiferensiasi
- Lingkungan belajar yang mengundang murid untuk belajar
- Tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas
- Penilaian berkelanjutan
- Merespon kebutuhan belajar muridnya
- Manajemen kelas yang efektif
B. Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi Di Kelas
- Diferensiasi konten berhubungan dengan apa yang diajarkan pada murid dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar murid baik itu dalam aspek kesiapan belajar, aspek minat murid dan aspek profil belajar murid atau kombinasi dari ketiganya.
- Diferensiasi proses adalah kegiatan yang memahami apakah murid akan belajar secara berkelompok atau mandiri. Guru menetapkan jumlah bantuan yang akan diberikan pada murid-murid. Siapa sajakah murid yang membutuhkan bantuan dan siapa sajakah murid yang membutuhkan pertanyaan pemandu yang selanjutnya dapat belajar secara mandiri.
- Diferensiasi produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan pada guru. Produk adalah sesuatu yang ada wujudnya bisa berbentuk karangan, tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram, dan sebagainya. Produk ini harus mencerminkan pemahaman murid yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
C. Pembelajaran Berdiferensiasi dapat Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid dan Membantu Mencapai Hasil Belajar yang Optimal
- Murid dapat belajar dengan baik pada lingkungan sosial tertentu dan konteks budaya.
- Mempertimbangkan perbedaan murid untuk mengembangkan potensi belajarnya dari keterbatasan yang dimilikinya.
- Mengatasi perbedaan dan minat akan dapat memotivasi murid untuk belajar.
D. Kaitan Antara Materi dalam Modul ini dengan Modul Lain Di Program Pendidikan Guru Penggerak
- Lingkungan belajar yang mengundang murid untuk belajar
- Tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas
- Penilaian berkelanjutan
- Merespon kebutuhan belajar muridnya
- Manajemen kelas yang efektif
Sabtu, 08 Januari 2022
1.4.a.10.2 Aksi Nyata - Budaya Positif - Forum Berbagi Aksi Nyata
1.4.a.10.2 Aksi Nyata - Budaya Positif - Forum Berbagi Aksi Nyata 
A. Latar Belakang
Ki
Hadjar Dewantara (KHD) membedakan kata Pendidikan dan Pengajaran dalam memahami
arti dan tujuan Pendidikan. Menurut KHD, pengajaran (onderwijs) adalah bagian
dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau
berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan
Pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang
dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota
masyarakat.
Ki
Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala
kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada
pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan
tumbuhnya kekuatan kodrat anak”.
Oleh
sebab itu, untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka penerapan budaya
positif di sekolah sangat penting dalam menumbuhkembangkan budi pekerti peserta
didik sebagai bentuk karakter positif. Salah satu langkah awal yang dapat
dilakukan dalam membangun budaya positif, yaitu membuat keyakinan kelas.
Keyakinan kelas akan lebih memotivasi seseorang dalam melakukan hal-hal positif
atau displin positif di kelas ataupun di sekolah.
B. Deskripsi Aksi Nyata
Sebagai sebuah strategi dalam
membangun budaya positif di sekolah/kelas, maka saya mengajak peserta didik
membuat keyakinan kelas yang selanjutnya menjadi kesepakatan bersama dalam
pelaksanaannya. Dalam hal membuat keyakinan kelas, saya menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut.
- Saya
menjelaskan tentang budaya positif kepada peserta didik;
- Saya
menjelaskan tentang pentingnya keyakinan kelas sebagai bentuk kesepakatan
terhadap nilai-nilai kebajikan yang harus dilaksanakan kepada peserta didik;
- Saya
mengajak peserta didik untuk memberi pendapat terkait dengan hal apa saja yang akan
dimasukkan dalam keyakinan kelas;
- Saya
meminta peserta didik menuliskan pendapat tersebut di dalam lembar kerja yang
telah disediakan;
- Selanjutnya, saya mengajak peserta didik mendiskusikan
keyakinan kelas yang telah mereka usulkan agar menjadi kesepakatan kelas.
C.
Hasil dari Aksi Nyata
Dari kegiatan diskusi yang dilaksanakan dalam membuat keyakinan kelas, maka ada beberapa kesepakatan yang telah dihasilkan, yaitu:
- Kita
wajib hadir tepat waktu di sekolah
- Kita
saling membantu, peduli dan menghormati
- Kita
menjadi pribadi yang bertanggung jawab
- Kita
wajib berpakaian dengan rapi
- Kita
harus bersikap sopan terhadap setiap orang
Setelah membuat keyakinan kelas yang telah
disepakati, saya memperhatikan bahwa peserta didik secara umum telah mengikuti
pembelajaran dengan semangat, antusias, aktif dan bertanggung jawab.
D. Rencana Perbaikan
Dari
hasil pengamatan terhadap pelaksanaan keyakinan kelas, masih ada peserta didik
yang belum konsisten dalam melaksanakan nilai-nilai kelas yang telah
disepakati. Sehubungan dengan hal tersebut, maka akan dilakukan perbaikan
dengan cara:
- Meningkatkan
kolaborasi dengan rekan guru dan kepala sekolah dalam mewujudkan budaya positif
di sekolah/kelas.
- Meningkatkan
kompetensi dalam melakukan restitusi dengan efektif.
- Memberikan
praktik-praktik budaya positif kepada peserta didik secara konsisten.
- Membuat
konsekuensi yang tepat bagi peserta didik yang melanggar keyakinan kelas yang
telah disepakati.
E. Penutup
Demikian
proses aksi nyata yang telah saya lakukan terkait dengan pembuatan keyakinan
kelas dalam mewujudkan budaya positif di sekolah/kelas. Saya berharap agar
peserta didik lebih konsisten dalam melaksanakan keyakinan kelas yang telah
disepakati bersama. Hal ini dilakukan agar dapat membangun budaya positif pada
masing-masing pribadi peserta didik, baik di sekolah, keluarga dan masyarakat.
RIKI FRANCISKO
Calon Guru Penggerak Angkatan 4
Kabupaten Dairi
SMA Negeri 1 Sumbul
Sosialisasi "Budaya Positif"
1.4.a.10.2 Aksi Nyata - Budaya Positif - Forum Berbagi Aksi Nyata 
A. Latar Belakang
Ki
Hadjar Dewantara (KHD) membedakan kata Pendidikan dan Pengajaran dalam memahami
arti dan tujuan Pendidikan. Menurut KHD, pengajaran (onderwijs) adalah bagian
dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau
berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan
Pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang
dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota
masyarakat.
Ki
Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala
kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada
pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan
tumbuhnya kekuatan kodrat anak”.
Oleh
sebab itu, untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka penerapan budaya
positif di sekolah sangat penting dalam menumbuhkembangkan budi pekerti peserta
didik sebagai bentuk karakter positif. Salah satu langkah awal yang dapat
dilakukan dalam membangun budaya positif, yaitu membuat keyakinan kelas.
Keyakinan kelas akan lebih memotivasi seseorang dalam melakukan hal-hal positif
atau displin positif di kelas ataupun di sekolah.
B. Deskripsi Aksi Nyata
Sebagai sebuah strategi dalam membangun budaya positif di sekolah/kelas, maka saya mengajak peserta didik membuat keyakinan kelas yang selanjutnya menjadi kesepakatan bersama dalam pelaksanaannya. Dalam hal membuat keyakinan kelas, saya menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.
- Saya menjelaskan tentang budaya positif kepada peserta didik;
- Saya menjelaskan tentang pentingnya keyakinan kelas sebagai bentuk kesepakatan terhadap nilai-nilai kebajikan yang harus dilaksanakan kepada peserta didik;
- Saya mengajak peserta didik untuk memberi pendapat terkait dengan hal apa saja yang akan dimasukkan dalam keyakinan kelas;
- Saya meminta peserta didik menuliskan pendapat tersebut di dalam lembar kerja yang telah disediakan;
- Selanjutnya, saya mengajak peserta didik mendiskusikan keyakinan kelas yang telah mereka usulkan agar menjadi kesepakatan kelas.
C.
Hasil dari Aksi Nyata
Dari kegiatan diskusi yang dilaksanakan dalam membuat keyakinan kelas, maka ada beberapa kesepakatan yang telah dihasilkan, yaitu:
- Kita wajib hadir tepat waktu di sekolah
- Kita saling membantu, peduli dan menghormati
- Kita menjadi pribadi yang bertanggung jawab
- Kita wajib berpakaian dengan rapi
- Kita harus bersikap sopan terhadap setiap orang
Setelah membuat keyakinan kelas yang telah disepakati, saya memperhatikan bahwa peserta didik secara umum telah mengikuti pembelajaran dengan semangat, antusias, aktif dan bertanggung jawab.
D. Rencana Perbaikan
Dari hasil pengamatan terhadap pelaksanaan keyakinan kelas, masih ada peserta didik yang belum konsisten dalam melaksanakan nilai-nilai kelas yang telah disepakati. Sehubungan dengan hal tersebut, maka akan dilakukan perbaikan dengan cara:
- Meningkatkan kolaborasi dengan rekan guru dan kepala sekolah dalam mewujudkan budaya positif di sekolah/kelas.
- Meningkatkan
kompetensi dalam melakukan restitusi dengan efektif.
- Memberikan praktik-praktik budaya positif kepada peserta didik secara konsisten.
- Membuat konsekuensi yang tepat bagi peserta didik yang melanggar keyakinan kelas yang telah disepakati.
E. Penutup
Demikian proses aksi nyata yang telah saya lakukan terkait dengan pembuatan keyakinan kelas dalam mewujudkan budaya positif di sekolah/kelas. Saya berharap agar peserta didik lebih konsisten dalam melaksanakan keyakinan kelas yang telah disepakati bersama. Hal ini dilakukan agar dapat membangun budaya positif pada masing-masing pribadi peserta didik, baik di sekolah, keluarga dan masyarakat.




.png)


















